Sebenarnya butuh keberanian yang tinggi untuk mengeluarkan unek-unek ini menjadi sebuah postingan di blog, hahaa. Saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman singkat saya selama terjajah
korean wave sampai sekarang.
Perkenalan awal terjadi pada awal 2005, saat itu saya mengalami 'kecelakaan'. Kecelakaan karena saya tidak sengaja ikut saudara yang saat itu sedang menonton drama serial
'Full House (2004)'. Motivasi saya pada saat itu adalah pemeran utama wanita nya, Song Hye-Kyo, sangat menahan saya untuk tidak beranjak dari tempat duduk dan membuat saya bertanya, "Drama apaan sih ini?". Setelah nya saya mulai kecanduan dan mengikuti serial itu sampai habis. Tapi cuma sampai disitu saja, selebihnya saya masih skeptis dengan
korea-korea-an. Terlebih lagi adik saya sudah menjadi
jamaah korea sebelumnya dan itu menjadi bahan ejekan saya setiap dia menonton film atau drama korea. Tapi anehnya setiap kali saya mengejek, adek saya selalu lebih bersemangat untuk meracuni saya dengan film-film atau serial korea-nya. Dan percakapan itu selalu berakhir dengan kata-kata pamungkas saya, "Ngapain sih, kayak engga ada kerjaan lain aja lo." Saya tambah bete saja dengan koreanisme ini.
|
Full House (2004) |
Pertengahan 2009 saya masih sibuk dengan kuliah dan segala tetek bengek nya yang menyita mental. Saya mulai bosan dengan tayangan televisi dan video musik yang itu-itu saja. Seorang teman yang menyadari saya sedang kehilangan 'arah' dalam diri saya, menunjukkan video 9 wanita muda bernyanyi dan menari dengan berbalut t-shirt dan jeans. Aduh. Muka saya pada saat itu mungkin sangat
oh-my-god sekali. Terus terang saya pusing saat melihat video yang berdurasi 5 menit 45 detik itu, pusing karena mungkin saya sudah lama sekali tidak melihat video girlband dengan semua anggota nya berwajah ayo-dek-mau-jalan-sama-saya-enggak-? Girl band itu bernama
SNSD (So Nyeo Shi Dae) atau
Girl Generation. Dan kejahatan itupun dimulai.
|
So Nyeo Shi Dae |
Mungkin kalau boleh dibilang menjilat ludah sendiri, saya sedang mengalaminya saat itu. Hahaha. Maklum, saya sempat mencaci maki adik saya tentang
koreanism dan sekarang, saya sudah punya beberapa lagu SNSD di dalam playlist dan wallpaper yang bertengger di desktop laptop saya. Mengumpulkan video-video SNSD dalam format HD atau foto foto terbaru mereka sudah jadi kegiatan saya setiap weekend. Aneh memang dan saya juga tidak tahu itu gejala apa. Mungkin karena jomblo dan
ditinggalkan cinta, ah sudahlah, saya kan sudah punya
idol, pikir saya saat itu. Melalui teman saya, saya diperkenalkan dengan beberapa girlband lain, seperti
After School, 2NE1, Nine Muses, T-Ara, Kara dan
Miss A. Tapi mungkin itu hanya untuk selingan saja, pekerjaan utama, menjadi fans SNSD adalah sakral. Sebetulnya rada aneh, karena teman yang mengenalkan saya SNSD adalah pendengar setia musik
hardcore, dan saya sadar bahwa korean wave sudah mulai mendekat dan merasuki semua lini, tanpa pandang bulu. Hahahaa.
Menjelang akhir tahun 2011 saya berkenalan dengan
Running Man, sebuah program acara reality show yang berkonsep
urban action variety. Motivasi saya menonton acara tersebut adalah karena
guest star -nya SNSD. hahahaa. Kalau saya tidak salah, itu adalah episode 63 dan 64. Setelah menonton 2 episode SNSD itu, saya mulai ketagihan, bukan tanpa alasan, menurut saya Running Man adalah variety show yang beda. Saya tidak pernah menonton variety show sekeren itu sebelumnya. Dimulai dari dua episode SNSD, saya mulai mengumpulkan episode episode lain Running Man. Mungkin kalau diibaratkan pecandu narkoba, saya berada di tahap mau overdosis.
|
Running Man |
Running Man benar benar membuka mata saya tentang negri ginseng, saya mulai tahu artis artis diluar SNSD, budaya, makanan atau tempat tempat yang keren di Korea Selatan. Itu semua benar benar terjadi secara natural tanpa dipaksakan. Pada saat itu saya juga sedang menjalani skripsi dan acara ini menjadi
mood booster saya saat mental sedang terjun bebas. Pada tahun 2012-sekarang saya sudah mulai bosan dengan SNSD, mungkin karena sudah terlalu jenuh untuk mengumpulkan bergiga-giga video, foto atau lagu-nya atau memang fase-nya sedang seperti itu. Hanya sebatas melihat video terbaru mereka atau melihat mereka menjadi guest star di acara acara lain itu sudah cukup. Sekarang saya lebih memilih untuk menonton Running Man, film atau serial film korea.
Sebenarnya saya geli sendiri tentang fenomena ini. Banyak juga yang skeptis sama saya tentang
koreanism ini, tapi saya memilih untuk diam dan ngomong, "Liat aja dulu, engga dosa juga." daripada saya memberikan argumen-argumen yang tidak perlu.
Lha wong saya juga pernah di posisi mereka kok. hahahaa. Saya sendiri kalau ditanya mau sampe kapan suka sama
korea-korea-an? Mungkin saya bakal menjawab kalau saya sudah bisa menginjakkan kaki di Seoul. Mungkin apa yang saya lihat berbeda jika saya merasakan sendiri atmosfer disana. Untuk sekarang saya menganggapnya sebagai hiburan yang berwawasan. Mengapa? wawasan saya bertambah akan sesuatu yang baru, tentang budaya, bahasa atau makanan khas.
For your info doang, saya sekarang sudah bisa membuat kimbap atau bibimpap, yang engga pernah bisa saya bayangkan 4 tahun lalu saat saya pertama kali menonton video clip Gee-nya SNSD. Jadi kalau positif, kenapa enggak?
Cheers.