7/12/2013

Ramadan Kali Ini

Berbeda dengan puasa sebelumnya, puasa kali ini serba baru buat saya. Puasa tahun ini pertama kalinya saya enggak berbuka puasa bareng orang tua, biasanya hari pertama buka puasa disambut dengan kolak pisang dan gorengan, untuk tahun ini buka puasa hari pertama disambut dengan sereal dan rasa kangen rumah. Beneran lho, jauh dari orang tua di hari pertama puasa itu berat, apalagi kalau itu sudah jadi kebiasaan dari kecil. Ini juga pertama kali nya saya puasa 18 jam. Di Jerman, imsak sekitar jam 3.30 pagi dan buka puasa jam 22.00. Karena saya ngerasa berat banget, jadi saya ngebalik jam tidur, saya mulai tidur jam 6 pagi dan bangun jam 1 siang, lumayan lah ngurangin rasa lapar dan dahaga, lagian juga tidur di bulan puasa itu ibadah kan? *alibi*

Puasa di musim panas seperti sekarang ini memang banyak godaan. Di dalem kamar panas, di luar kamar banyak godaan. Jadinya serba salah, hahaaa. Di dalem kamar bener bener super panas, rasanya kayak nongkrong di deket oven. Kalo diluar kamar musuhnya banyak, salahdua nya orang yang pada makan es krim atau kaum wanita yang ber-tanktop ria. Subhanalloh. Tapi saya lebih sering di kamar, panas enggak apa-apa asal puasanya aman.

Hal seru yang lain adalah, selama bulan puasa sebenernya saya bisa ngirit, kalau saya mau. Karena islam adalah agama minoritas disini, jadi banyak masjid yang menyediakan menu buka puasa gratis, jangan ngebayangin kolak atau gorengan, buka puasa gratis di masjid menu nya hampir sama kayak makan malem, bener-bener super banyak dan lebih dari cukup. Malahan, di beberapa kota besar lain kayak München, masjidnya nyediain buka puasa gratis plus makanan buat sahur. Gokil engga, tuh!

Sebenernya lebih banyak seru-nya daripada engga-seru-nya menjalankan puasa di sini. Engga-seru-nya cuma faktor jauh dari keluarga. Selebihnya, semuanya serba menyenangkan dan serba baru. Oiya, saya masih belum dapat zulassung ni dari universtitas yang saya daftarin, semoga bulan ini benar-benar jadi bulan penuh berkah buat saya. AMIN.

Selamat berpuasa!


7/08/2013

Barbeque-an

Selamat pagi.

Saya baru bangun nih, dan langsung ngeblog.

Tapi tenang, saya sudah sikat gigi kok, jadi engga ada yang perlu dikhawatirkan dengan adanya postingan yang bau jigong atau semacamnya.

Ceritanya saya mau posting tentang acara barbeque yang diadakan bersama teman-teman saya. Kebetulan ini adalah salah satu kegiatan menyambut Ramadhan, karena kita yakin dan percaya, bahwa menimbun makanan enak sebelum puasa akan memperlancar kegiatan puasa itu sendiri.

Kepercayaan yang aneh.

Hari minggu dipilih untuk mengadakan acara barbeque. Kenapa hari minggu? mungkin karena teman-teman saya sudah ngecek dari situs primbon, minggu merupakan hari baik untuk melakukan bakar-bakaran. Semua barang yang akan dibakar sudah dipersiapkan, dari mulai daging kambing, sayap ayam, daging sapi, isi burger, roti dan beberapa kenangan-kenangan pahit. *salah fokus*

Acara dimulai dengan sepakbola 3 lawan 3 dengan sendal sebagai gawangnya. Bei de wei, saya baru tahu fungsi sendal sekarang bukan hanya untuk alas kaki, tapi bisa dimanfaatkan sebagai gawang :p Pertandingan hanya berlangsung 30 menit dikarenakan para pemain sudah tidak kuat dengan bebauan daging yang sedang dipanggang. Alhasil main bolanya selesai. Ini juga bisa menjadi tips untuk teman-teman semua, jika ngadain acara barbeque-an jangan dibarengin sama sepakbola, dua acara yang tidak berjodoh sebetulnya. Sebaiknya cari kegiatan yang lebih mengandung seni, pertunjukan wayang kulit misalnya.

Ini beberapa penampakan kejahatan kita :

Kapan sih kamu mateng, sayang?

Nunggu daging mateng menyebabkan kerusakan otak




Tadaaaaaaaaaaa, kumakan kauuu!

Semua pada hilang kesadaran

Engga lupa foto setelah kekenyangan, hasil jepretan si yoka





 







7/03/2013

Lamunan di Sepertiga Malam

Sekarang jam 00.45 pagi.

Lampu sudah mati tapi saya belom begitu mengantuk dan laptop masih dalam kondisi menyala.
Saya kembali browsing sambil nyari ngantuk.

"Ngecek soundcloud ah..", pikir saya.

Biasanya selalu ada lagu lagu keren di soundcloud, entah itu lagu baru atau lagu yang di cover orang lain. Setelah 15 menit dengerin lagu yang random, saya menemukan lagu dari Banda Neira yang berjudul "Di Beranda"
Tangis saya pecah di menit 2.50

Entah kenapa saya kangen sama rumah, terutama bapak dan ibu.

Tidak terasa 10 bulan sudah saya di perantauan, jauh dari mereka.

Biasanya saya pulang akhir pekan, hanya untuk sekedar mendengarkan nasihat atau suara bapak dan ibu, tapi sekarang hal itu sulit untuk dilakukan.

Saya kangen suara bapak dan ibu kalo membangunkan kita berdua di setiap pagi,

"Mas ... adek..., bangun .... udah pada shalat subuh belom hayooo ?"

atau makan malam di satu meja dan bersenda gurau disana.

Pasti mereka kangen dengan kita berdua,

kamar kita yang biasanya berantakan dan acak acakan, sekarang pasti rapih dan berdebu karena sudah jarang dihuni.

Pasti berat bagi mereka 2 buah hatinya pergi, tapi mereka percaya ini adalah langkah besar untuk masa depan anak-anaknya. Dan mereka yakin itu.

"Kita menjadi kuat disini karena doa dari ibu sama bapak ... dan kita masih dalam proses untuk menggapai cita-cita kita berdua, engga usah maen ke kamar kita berdua ... nanti kalian kangen lho ... Ini hanya sementara waktu, bukan untuk selamanya ... kita berdua pasti pulang ke rumah."

Lamunan saya buyar dan tersadar.

Tidak terasa sudah hampir jam 3 pagi dan 3 kali saya memutar lagu ini.

Saya beranjak berdoa untuk keluarga saya dan langsung terlelap.





7/02/2013

[Tempat Asoy] Mogam, My 2nd Home

Homeless di negeri orang itu susah susah gampang, engga punya tempat berprivasi layaknya orang lain atau tempat dimana kamu bisa golar-goler seenaknya di kamar kamu sendiri. Sebenernya seru sih jadi tuna wisma, bisa jalan jalan kemana aja sesuka hati, makan dimana aja atau nyampah dimana aja, tapi tetep aja, kalau tubuh kamu sudah memberi sinyal kelelahan pasti kamu juga ingin pulang ke rumahmu sendiri. *malah curhat*

Oke.
balik lagi ke topik, bos.

Jadi bulan Januari-Juni adalah periode dimana saya harus tinggal menumpang bersama orang lain, otomatis saya harus menghabiskan sebagian banyak waktu di luar rumah, nah ceritanya saya punya rumah kedua nih, namanya Mogam. Ini bukan sejenis kos kosan, saung ataupun goa, tapi tempat belajar. Ini adalah rumah kedua dimana saya menghabiskan banyak waktu dan tenaga.


Mogam ini adalah tempat belajar hasil kerjasama antara Korea Selatan dan RWTH-Aachen *entah kenapa nyambungnya ke Korea lagi*. Mo-gam adalah motto dari keluarga Young-Sup Huh, Mr. Huh sendiri ini adalah alumnus dan honorary senator RWTH-Aachen. Dibangun pada tahun 2007, gedung ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama khusus digunakan buat mahasiswa Korea, lantai 2 dan 3 untuk umum, biasanya sebagian besar dipenuhi mahasiswa RWTH.



Nah, di Mogam ini saya menghabiskan sebagian besar waktu, dari mulai kegiatan belajar, nonton film atau sekedar nulis blog. Kekurangan nya adalah tidak ada internet, karena saya bukan mahasiswa RWTH, tapi jika kamu mahasiswa RWTH kamu bisa ber-Wi-fi-an ria. Biasanya mogam sangat penuh menjelang musim ujian, saya sudah pernah datang jam 8.30 pagi hari dan tidak dapat tempat sama sekali.



Tempat ini sangat nyaman untuk belajar atau berdikusi. Untuk yang doyan belajar dalam suasana tenang ada Stillarbeitsraum, disini dilarang keras berbicara atau menyalakan handphone, dan ini ruangan favorit saya, karena suasananya amat sangat tenang, benar benar cocok buat bertapa. Ruangan lain adalah ruangan normal, orang bisa bebas berbicara ataupun berdiskusi, biasanya penghuni ruangan ini datang bergerombol, dan engga jomblo sendirian.









Sebenernya banyak kejadian aneh yang saya temukan di tempat ini, ya mungkin karena setiap orang mempunyai cara belajar masing masing jadi saya anggap sebagai hiburan gratis saja, ini beberapa diantara nya :

  1. Tidur. Banyak banget orang yang tidur disini, mungkin mereka kelelahan setelah mengikuti kuliah yang super berat, tapi masih tidur dalam tahap normal, belum ada yang sampai masang tiker atau schlafsack (sleeping bag). Kebetulan saya termasuk di kaum ini :p
  2. Membawa Bekal. Banyak banget orang-orang yang membawa bekal super banyak, jadi mejanya dipenuhi makanan daripada buku kuliah, hahaa.
  3. Game Addict. Biasanya tipe seperti ini ke mogam membawa persenjataan lengkap, laptop khusus gamer, headset dan mouse.
  4. Sikat Gigi. Ini sering banget jika saya lagi ke kamar mandi, ketemu orang yang lagi sikat gigi. Mungkin dia juga homeless, sama kayak saya.


Buat yang homeless, cemungudh eaa.

Cheers.




6/14/2013

Frienbling

-->
2012.

Perkenalkan. Anak muda yang senyumnya nanggung di paling kiri  dalam foto diatas bernama Ivan (@ivanruly), jangan salahkan dia, senyum gaya seperti itu memang sudah jadi trade mark di setiap fotonya, hahahaa. Kalau yang tengah itu bernama Kaka (@sangkakaa), wanita satu ini memang punya senyum menawan, karena dia sangat doyan jadi objek di foto, dia engga doyan jadi tukang foto, pokoknya harus selalu jadi objeknya! hahaaa. Mereka berdua sahabat saya. Dan saya sedang kangen dengan mereka.

Tahun 2008. *dafuq*
Sudah hampir setahun saya tidak bertemu mereka. Rasanya aneh. Lebih aneh lagi kalo sedang banyak masalah seperti ini, terlebih lagi masalah hidup, hahaa. Biasanya weekend, entah itu sebulan sekali atau dua kali, kita selalu berkumpul di rumah Ivan. Dan hampir selalu sore hari. Biasanya Ivan membukakan pintu rumahnya dan dalam kondisi bangun tidur atau belum mandi. “Piye? Sehat?”, Sebuah pertanyaan pancingan.

Tahun 2009. *whadafuq!!*
 Nyampah. Itu yang sering kita lakuin kalo sedang berkumpul bersama. Ngobrol ngalor ngidul sampai dimana salah satu dari kita mengambil start untuk mengeluarkan curhat colongan. Biasanya dimulai dari saya, kaka lalu ivan. Masalah hidup, masalah percintaan, ngomongin orang lain, gossip, soal musik, sampi ejek ejekan antara kita bertiga. Kalo yang masalah ejek-ejekan biasanya dimulai dari Ivan, lalu Ivan, lalu Ivan baru kaka terus saya. Tidak lupa ditemani segelas kopi susu hangat, sebungkus rokok dan suara tokek yang melegenda itu.

Tahun 2010
Sekarang mereka semua sudah bekerja dan bisa membeli rokok sendiri. Kaka sudah jadi pegawai bank nan mapan dan mungkin sebentar lagi married (aku ora iso mbayangke >.< ) dan Ivan sudah mulai bekerja di bidang tulis menulis (mbuh passion po ora...), berdomisili di semarang yang merupakan kota kedua yang dia sayangi setelah Seoul. Semoga mereka berdua mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Dan walaupun cita-cita mereka masih random. Hahaaa.

Mungkin kalo saya bertemu lagi dengan mereka, mereka bakal berubah drastis, Ivan sudah bertatto, sudah menjadi ketua Sone cabang semarang dan menggandeng pacar barunya, atau Kaka yang sudah jadi kepala cabang dan  memutuskan untuk memanjangkan rambut. Whoaah, I miss u guys! :)



Cheers.


6/10/2013

South Korean - nism

Sebenarnya butuh keberanian yang tinggi untuk mengeluarkan unek-unek ini menjadi sebuah postingan di blog, hahaa. Saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman singkat saya selama terjajah korean wave sampai sekarang.

Perkenalan awal terjadi pada awal 2005, saat itu saya mengalami 'kecelakaan'. Kecelakaan karena saya tidak sengaja ikut saudara yang saat itu sedang menonton drama serial 'Full House (2004)'. Motivasi saya pada saat itu adalah pemeran utama wanita nya, Song Hye-Kyo, sangat menahan saya untuk tidak beranjak dari tempat duduk dan membuat saya bertanya, "Drama apaan sih ini?". Setelah nya saya mulai kecanduan dan mengikuti serial itu sampai habis. Tapi cuma sampai disitu saja, selebihnya saya masih skeptis dengan korea-korea-an. Terlebih lagi adik saya sudah menjadi jamaah korea sebelumnya dan itu menjadi bahan ejekan saya setiap dia menonton film atau drama korea. Tapi anehnya setiap kali saya mengejek, adek saya selalu lebih bersemangat untuk meracuni saya dengan film-film atau serial korea-nya. Dan percakapan itu selalu berakhir dengan kata-kata pamungkas saya, "Ngapain sih, kayak engga ada kerjaan lain aja lo." Saya tambah bete saja dengan koreanisme ini.

Full House (2004)

Pertengahan 2009 saya masih sibuk dengan kuliah dan segala tetek bengek nya yang menyita mental. Saya mulai bosan dengan tayangan televisi dan video musik yang itu-itu saja. Seorang teman yang menyadari saya sedang kehilangan 'arah' dalam diri saya, menunjukkan video 9 wanita muda bernyanyi dan menari dengan berbalut t-shirt dan jeans. Aduh. Muka saya pada saat itu mungkin sangat oh-my-god sekali. Terus terang saya pusing saat melihat video yang berdurasi 5 menit 45 detik itu, pusing karena mungkin saya sudah lama sekali tidak melihat video girlband dengan semua anggota nya berwajah ayo-dek-mau-jalan-sama-saya-enggak-? Girl band itu bernama SNSD (So Nyeo Shi Dae) atau Girl Generation. Dan kejahatan itupun dimulai.

So Nyeo Shi Dae

Mungkin kalau boleh dibilang menjilat ludah sendiri, saya sedang mengalaminya saat itu. Hahaha. Maklum, saya sempat mencaci maki adik saya tentang koreanism dan sekarang, saya sudah punya beberapa lagu SNSD di dalam playlist dan wallpaper yang bertengger di desktop laptop saya. Mengumpulkan video-video SNSD dalam format HD atau foto foto terbaru mereka sudah jadi kegiatan saya setiap weekend. Aneh memang dan saya juga tidak tahu itu gejala apa. Mungkin karena jomblo dan ditinggalkan cinta, ah sudahlah, saya kan sudah punya idol, pikir saya saat itu. Melalui teman saya, saya diperkenalkan dengan beberapa girlband lain, seperti After School, 2NE1, Nine Muses, T-Ara, Kara dan Miss A. Tapi mungkin itu hanya untuk selingan saja, pekerjaan utama, menjadi fans SNSD adalah sakral. Sebetulnya rada aneh, karena teman yang mengenalkan saya SNSD adalah pendengar setia musik hardcore, dan saya sadar bahwa korean wave sudah mulai mendekat dan merasuki semua lini, tanpa pandang bulu. Hahahaa.


Menjelang akhir tahun 2011 saya berkenalan dengan Running Man, sebuah program acara reality show yang berkonsep urban action variety. Motivasi saya menonton acara tersebut adalah karena guest star -nya SNSD. hahahaa. Kalau saya tidak salah, itu adalah episode 63 dan 64. Setelah menonton 2 episode SNSD itu, saya mulai ketagihan, bukan tanpa alasan, menurut saya Running Man adalah variety show yang beda. Saya tidak pernah menonton variety show sekeren itu sebelumnya. Dimulai dari dua episode SNSD, saya mulai mengumpulkan episode episode lain Running Man. Mungkin kalau diibaratkan pecandu narkoba, saya berada di tahap mau overdosis.


Running Man

Running Man benar benar membuka mata saya tentang negri ginseng, saya mulai tahu artis artis diluar SNSD, budaya, makanan atau tempat tempat yang keren di Korea Selatan. Itu semua benar benar terjadi secara natural tanpa dipaksakan. Pada saat itu saya juga sedang menjalani skripsi dan acara ini menjadi mood booster saya saat mental sedang terjun bebas. Pada tahun 2012-sekarang saya sudah mulai bosan dengan SNSD, mungkin karena sudah terlalu jenuh untuk mengumpulkan bergiga-giga video, foto atau lagu-nya atau memang fase-nya sedang seperti itu. Hanya sebatas melihat video terbaru mereka atau melihat mereka menjadi guest star di acara acara lain itu sudah cukup. Sekarang saya lebih memilih untuk menonton Running Man, film atau serial film korea.

Sebenarnya saya geli sendiri tentang fenomena ini. Banyak juga yang skeptis sama saya tentang koreanism ini, tapi saya memilih untuk diam dan ngomong, "Liat aja dulu, engga dosa juga." daripada saya memberikan argumen-argumen yang tidak perlu. Lha wong saya juga pernah di posisi mereka kok. hahahaa. Saya sendiri kalau ditanya mau sampe kapan suka sama korea-korea-an? Mungkin saya bakal menjawab kalau saya sudah bisa menginjakkan kaki di Seoul. Mungkin apa yang saya lihat berbeda jika saya merasakan sendiri atmosfer disana. Untuk sekarang saya menganggapnya sebagai hiburan yang berwawasan. Mengapa? wawasan saya bertambah akan sesuatu yang baru, tentang budaya, bahasa atau makanan khas. For your info doang, saya sekarang sudah bisa membuat kimbap atau bibimpap, yang engga pernah bisa saya bayangkan 4 tahun lalu saat saya pertama kali menonton video clip Gee-nya SNSD. Jadi kalau positif, kenapa enggak?


Cheers.




5/28/2013

First Checkpoint

"Hard work will never betray you"- Gary Leessang

Quotation dari Kang Gary yang saya yakini dalam dua bulan terakhir benar benar manjur mencambuk saya untuk berusaha keras mendapatkan target yang harus saya capai, dalam hal ini IELTS. Ya IELTS, saya harus mendapat overal band 6.0 agar dapat men-checklist semua persyaratan untuk melanjutkan master di Jerman, kebetulan keputusan saya sudah bulat untuk melanjutkan studi dalam bahasa Inggris di Jerman setelah saya tidak mendapat kesempatan untuk memulai kuliah master di Summer semester.

Saya termasuk orang yang pas pasan. Kenapa pas pasan? saya sadar saya tidak pintar dan saya tidak terlalu bodoh. Ada di tengah-tengah. Biasanya tipe makhluk seperti ini bermasalah di kepercayaan diri atau kurang rajin. Hahahaa.

IELTS ini benar benar menyita segalanya, dari mulai waktu, tenaga, mental dan pikiran dalam kurun waktu dari bulan Desember 2012 sampai akhir Mei 2013. Karena saya yakin ini satu satunya senjata terakhir untuk melanjutkan mimpi saya melanjutkan master di Jerman. Problem lain adalah visa saya hanya valid sampai bulan Oktober 2013, yang berarti oktober saya harus sudah mendapatkan approvement dari Universitas yang saya ingin tuju. Jadi saya cuma punya 2 pilihan, berjuang sekeras mungkin untuk mendapatkan hasil IELTS 6.0 atau pulang ke Indonesia untuk selamanya. Saya memilih poin pertama.

Tes pertama ada di bulan Desember bertempat di Düsseldorf dan gagal, saya hanya mendapat 5.5. Saya terlalu pede dengan kemampuan bahasa inggris saya yang cupu dan setelah melihat hasil tersebut saya benar benar terpukul. Tapi saya merasa harus ngambil tes lagi, "ah masak engga bisa.." pikir saya. Tes kedua bertempat di Aachen dan saya gagal lagi untuk ke dua kalinya. Saya kembali dapat 5.5. Mental saya benar benar jatuh, karena saya merasa sudah belajar dengan keras, saya engga punya nyali untuk lapor ke orang tua, saya merasa pulang ke Indonesia adalah jalan terakhir. Pikiran negatif benar benar menyelimuti saya.

Setelah masa recovery, saya mencoba untuk tenang, dukungan dari orang tua dan adik agar mengambil tes sekali lagi dan dukungan dari teman teman saya benar benar membantu untuk yakin sama diri saya sendiri, "Gue pasti bisa."

The last war, saya berjanji sama diri saya sendiri bahwa ini harus jadi tes terakhir dan saya pasti bisa ngelewatin ini. Mental benar benar diuji. Sebulan sebelum tes saya berusaha belajar mati-matian dan berdoa. Setiap hari, dari pagi sampai sore saya belajar di semacam studentplatz untuk mahasiswa, membaca berbagai macam teks, nonton film tanpa teks, writing, dsb, melakukan kegiatan yang bisa mempertajam kemampuan berbahasa inggris saya untuk tes, karena kesimpulan saya sejauh ini, bisa berbahasa inggris belum tentu bisa lulus tes bahasa inggris.

D-day. Saya sudah ada di Cologne dari pagi hari, karena tempat tes nya ada disana. Saya sempat bertemu dengan calon mahasiswa Indonesia juga, dia berasal dari Belanda dan ikut tes IELTS untuk syarat masuk Universitas juga, dia mengaku bahwa ini adalah yang ke tujuh kalinya dia mengikuti tes IELTS. Saya tambah nervous aja.

Singkat cerita, selesai tes saya menunggu hasilnya selama 2 minggu dan hasilnya pun sampai. Saya membuka amplop dan jreng! 6.0! Saya terharu, mengapa? karena saya merasa merasa saya tidak pintar, saya pas pasan, tapi saya berusaha keras dan hasil nya sesuai dengan yang saya harapkan.

Saya sangat bersyukur dengan hasil ini. Tapi saya belum sepenuhnya berada di finish line, masih ada ujian terakhir : diterima di universitas untuk winter semester. Ibarat game, saya baru menyelasaikan checkpoint pertama dan masih ada checkpoint yang lain. Fighting! Doakan ya teman-teman!




4/13/2013

Menyanyeh

Selamat Malam! 

Curhat colongan paling asoy itu kalo pas nyanyi. Karena menurut saya curhat pake nyanyi itu semacam ngobrol sama diri sendiri tapi pake nada, walaupun sebenernya engga ada solusinya sih :p
Dari SMA saya doyan banget nyanyi-nyanyi bareng temen temen, entah itu ngeband atau sekedar nyanyi pake gitar bolong di teras rumah. Kebiasaan ini nular sampe saya kuliah. Pulang ngampus lepas jaket langsung ke kamar temen kos saya *yang kebetulan kamarnya udah kayak studio musik dadakan*. Entah apa aja yang kita nyanyiin dan pake media apapun, gitar, botol yakult, sampe galon aqua. When you sing a song, your stress will vanished. It's really work for me.

Nah. Semenjak saya di jerman, saya rada pusing juga untuk menyalurkan keinginan saya nyanyi-nyanyi. Alhamdulillah bulan ke-2 saya di jerman, saya bisa beli keyboard midi kecil-kecilan dari hasil kerja bersihin genteng dan ketemu beberapa temen yang suka main musik juga. Buat saya, mereka udah kayak dewa penolong saya, ya istilahnya, hidup saya lumayan engga hampa lah. Hahaha. Sebenernya saya masih ingin membeli gitar, tapi mungkin belom jodoh kali ya untuk sekarang. Semoga dalam waktu dekat. Amin!

Saya juga nemuin social media khusus untuk para jamaah yang doyan musik, namanya soundcloud. Lumayan lah buat sharing-sharing atau liat tren lagu apa yang lagi in. Sebenernya semua lagu yang saya upload di soundcloud itu alat nya kebanyakan pinjeman, terutama gitar, hahaaa. Oiya, kalo mau mampir ke soundcloud saya bisa dilihat disini


Mungkin segitu dulu kali ya bacotan dari saya. Takutnya kalo kebanyakan bacot, kamu semua tambah engga ngerti, hahaa.

Selamat bermalam minggu teman-teman!

4/07/2013

Shit Happens

"If you don't fight for what you want, don't cry for what you lost." - unknown

Last night my sister called me, and she told about my IELTS result.

"You didn't pass the exam."

Shoot. 
I've failed again. 
Shit happen.

Actually, i am a person who get panic attack so easier. When i've got called something like that, suddenly my brain like stop working for 1 minutes. Blank. 

"I should make a decision." After i look up the picture of my parents.

During 6 months study abroad i've got so many problem, place to live, failed on the exam, still don't have universities, cultural shock, financial problem and those problem is not doomsday. I think i can go through those problems smoothly. This place changes me. For real.

Now, i should take the exam again. Hopefully the result will better than before. I should try my best!




 

4/01/2013

Nge - Bloc Party - ing

Halo. Apa Kabar.

Jumpa lagi.

Tanggal 18 Februari 2013 kemarin saya untuk pertama kalinya, nonton konser musik untuk pertama kalinya di Jerman. Engga tanggung-tanggung, Bloc Party. Cihui. Sebenernya rencana ini udah ada sejak desember tahun lalu. Dimulai dari cari temen yang mau ikutan nonton, browsing, sampe pesen tiket online.

Akhirnya hari itupun datang juga, saya bareng 2 partner in crime @prebekele dan @pinkertoy berangkat ke köln untuk melaksanakan ibadah nonton Bloc Party. Sampai di E-Werk jam 6 sore waktu setempat dan sudah terlihat antrian, padahal pintu masuk belum dibuka. Untuk ukuran tempat gigs sebenernya E-Werk tidak terlalu besar tapi amat sangat nyaman. Masuk ke gedung sudah disambut dengan berbagai macam merchandise bloc party yang dijual dengan harga yang lumayan engga nyekek. Kita bertiga sengaja dateng on time biar dapet shaf paling depan dan supaya kita bisa nikmatin konser dengan syahdu :p

Opening band support malam itu adalah The Joy Formidable! Band asal indie rock asal North Wales, UK. Sebenernya saya engga begitu noticed sama band ini, apalagi setelah si vocalis, Ritzy Bryan, mulai intro dengan gitar nya. Tapi begitu dia nyanyi, surprisingly saya ikutan jingkrak jingkrak dan saya seperti terhipnotis dengan aura sang vokalis yang menggebu-gebu. The Joy Formidable sukses berat untuk opening malam itu.

And there you are! Bloc Party!

Permainan lampu tembak nan heboh pun dimulai, "So He Begins to Lie" didaulat untuk jadi opening song band asal London tersebut, penonton langsung pada heboh. Kele Okereke, sang vokalis, amat sangat tenang nyanyi sambil ngunyah permen karet dan senyum-senyum bijaksana. Lagu-lagu selanjutnya bercampur aduk dari album album mereka sebelumnya. Saya kembali sing along di lagu "Octopus", Russel, si gitaris benar benar sibuk dengan gitarnya sendiri, dan mengeluarkan nada nada yang mumpuni. Penonton mulai menggila setelah "This Modern Love" keluar, ada yang nangis, jingkrak-jingkrak dan ada yang digotong pihak security. Penampilan Bloc Party malam itu ditutup dengan lagu "Helicopter", semacam lagu wajib bagi para fans nya, setelah total 20 lagu mereka hajar.

Bloc Party rocks! \m/

Sebelum 'membludak'.

The Joy Formidable

Bloc Party!

Si Russel, gitaris 'sibuk'
Mas Kele, si Vokalis



1/18/2013

Ngomongin Cuaca


Saya, Giorgios, Katerina, Elena, Abdou dan Mirce terkenal sebagai geng perokok, entah dari mana mulai nya, mungkin karena café di VHS dibagi 2 bagian, smoking area sama area yang dilarang buat ngerokok. Nah, kita adalah penghuni bagian pertama. Kadang sambil ngerokok kita ber-6 suka ngomongin berbagai percakapan absurd, soal apa dan bagaimana kebiasaan kebiasaan di negara masing-masing atau niruin bahasa  masing-masing orang, kebanyakan kata kata yang nyampah sih, hehee. Dan kebetulan hari ini  si Abdou baru beli iPhone 5, dan kita bikin acara “Ngecek Suhu di Negara Asal”, ini sedikit percakapan nya :

Giorgios : Wow Abdou, You bought the new iPhone!
Abdou : Yeah, I bought it a couple weeks ago
Saya : *garuk garuk rambut* *mupeng ama iPhone nya si Abdou*
Katerina : Let’s saw how much weather in our country!
Elena : Ja, das ist eine gute Idee! Ich mochte das Wetter in meine Heimat sehen. (ni bocah ga bisa ngomong inggris soalnya, asalnya dari Bosnia)
Mirce : Yeah that is good idea!
Saya : *masih mupeng ama iPhone*

Abdou : Ok. From when do we start?
Katerina – Giorgios : Let’s start with Athens (Athena, Yunani) !!
Abdou : Athens is 15 degrees. An then?
Mirce : Hungaria!
Abdou : 18 degrees.  Oke then let’s check in Bosnia. Bosnia is 10 degrees.
Elena : Das ist schlecht.
Abdou : Tunggul the last one, where city do you wanna check?
Saya : Ok. Try Jakarta. J-A-K-A-R-T-A.
Abdou : *muka shock* ARE YOU KIDDING ME? JAKARTA IS 30 RIGHT NOW!!!!!

……………………. *semua nya masih shock*

Giorgios : Tunggul, your country really have a good weather
Katerina : So, you didn’t need heizung (pemanas ruangan).
Saya : Take it easy all…my country doesn’t have 4 season like all of yours..bla blaa blaaa

Akhirnya saya ngomong ngalor ngidul sambil cerita yang yahud yahud soal Indonesia.

Dari percakapan tadi ngebuat saya sadar kalo Indonesia memang engga ada dua nya. Cuma kita aja yang kadang suka ngeluh-ngeluh ngerasa panas atau dingin di negara kita sendiri, tanpa kita sadar bahwa banyak negara lain yang cuaca nya lebih ekstrim daripada kita. 

*Mohon yang setuju ngacung ya.



Room 313 - Grundstufe I

-->
Selamat tahun baru!

Ga papa eaa telat, daridapa tidak camacekali. *kecekek kemudian*

Akhirnya selesai juga grundstufe I di VHS.  *ngelap keringet*
Jadi selama 3 bulan ini saya ikut kursus bahasa jerman di VHS. Buat yang belom tau, jadi VHS itu kependekan dari Volkhochschule, semacam sekolah rakyat yang dibiyayai pemerintah Jerman. Sebagian besar kota di Jerman biasanya punya satu VHS. Biasanya sih isi kursus nya macem-macem, ada bahasa jerman, spanyol, prancis, computer, dll. Dan terkenal biayanya yang murah.

Nah kebetulan saya beruntung banget bisa gabung di kelas ini, saya diajar sama dua guru favorit saya, yang satu namanya Humeyra Cubuk dan yang satu lagi namanya Angelica Leidinger. Ini dua guru katanya sih favorit banget di VHS Aachen, mungkin gara gara mereka engga terlalu killer kali ya. Si Humeyra ini asli orang Turki, mungkin karena dia auslander, sama kayak saya, jadi dia ngerti banget masalah yang dihadapin orang-orang yang bukan asli Jerman dan dia ngomong jerman-nya enak banget didenger. Kalo si Angelica asli orang Jerman, dia khusus ngajar spelling, saya suka jadi korbannya dia, soalnya saya salah melulu kalo ngucapin beberapa worter (kata). Tapi ini orang luar biasa baik, dia sangat noticed sama orang Indonesia, soalnya dulu dia pernah punya murid dari Sumatera dan udah dianggap kayak anak sendiri, sayangnya si anak ini harus pulang ke Indonesia karena suatu hal. Si Angelica sering banget ngomong sama saya gini, “Tunggul. Saya percaya kalau kamu kerja keras pasti kamu bisa, pokoknya saya engga mau dengar kamu rendah diri.” Selalu.

Anak-anak di kelas juga engga kalah seru nya. Ekspektasi saya sempat salah pada saat hari pertama saya masuk. Saya kira teman-teman saya bakal seumuran, ternyata banyak yang sudah  berumur 35 tahun lebih dan sudah menikah. Semangat mereka untuk belajar boleh banget lho ditiru. Dan di kelas bener-bener engga ada gap antara yang tua sama yang muda. Kebetulan saya punya beberapa teman dekat di kelas. Mungkin kita dipersatukan karena kita sama sama suka cari gara gara di dalem kelas (baca: paling ribut), heheee. Ada Yunani’s couple namanya Giorgios – Katerina, si Abdou dari Tunisia, Morgan dari Prancis, Mirce dari Hungaria dan si anak Rusia, Edward. Saya sama yang lainnya deket, tapi engga sedeket sama mereka ber-6 J

Pas hari terakhir Angelica dan Humeyra bikin semacam farewell party buat sekelas, karena banyak yang engga ngelanjutin ke level berikutnya. Rules nya kita harus bawa makanan khas dari negara asal. Saya bawa nasi goreng, yang paling aman, soalnya kalo saya bawa yang aneh-aneh rasa nya bakalan ancur kali, hheehee :p Acaranya seru banget, seru nya karena banyak banget makanan yang bener-bener belom pernah saya coba tapi ada sedihnya juga sih, kita pisah sama temen-temen yang engga lanjut level setelah tiga bulan bareng-bareng belajar.

Udah pada laper tapi masih pada malu-malu.

Kami adalah...geng hore.

I'll miss this moment.


Viel Glück für euch!